Catatan dari Sumedang 2
Keep calm aja ya guys.. Ini bukan jihad dan syahid versi bom panci, dkk kok.
Ini versi pejuang di dunia nyata mempreteli si pengganggu kedamaian bumi a.k.a penjajah.
Pernikahan 2 legenda Aceh ini (Cut Nyak Dien & Teuku Umar) semakin meningkatkan moral semangat perjuangan masyarakat Aceh melawan Kaphe Ulanda (Belanda Kafir).
Gelora perang Fisabilillah kian berkobar. Kurang lebih 5 tahun bergerilya, Teuku Umar merubah taktik.
Beliau melakukan gerakan mendekati Belanda secara perlahan. Ketika hubungan dengan Belanda semakin kuat, pd bulan September 1893, Teuku Umar dan pasukannya akting "menyerahkan diri".
Belanda senang bukan kepalang dengan hal ini. Musuh yg berbahaya akhirnya mau bekerja sama. Mereka memberi gelar "Teuku Umar Johan Pahlawan" dan menjadikannya Komandan Unit Pasukan Belanda dengan kekuasaan penuh.
Taktik penyerahan diri ini dirahasiakan dari masyarakat Aceh bahkan istrinya sendiri sehingga masyarakat Aceh menganggap Teuku Umar telah berkhianat. Bahkan, Cut Meutia sempat "melabrak" Cut Nyak Dien karena perbuatan suaminya. :) :)
Perlahan tapi pasti, Teuku Umar mengganti sebanyak mungkin orang Belanda di unitnya dengan orang Aceh. Ketika jumlahnya dirasa cukup, beliau meminta izin kepada Belanda agar Ia dan pasukannya diizinkan untuk menyerang basis Aceh.
Bersama sang istri yg telah diberitahu tentang taktik ini, mereka berangkat membawa pasukan dan perlengkapan berat, senjata, dan amunisi Belanda...
Pergi untuk kembali menyerang :D :D... Senjata makan tuan..
Belanda merasa tertipu dan marah besar. pengkhianatan ini dikenang oleh Belanda dengan sebutan Het Verrad Van Teukoe Oemar.
Kemarah Belanda membuat mereka melakukan operasi besar2an untuk menangkap Teuku Umar dan Cut Nyak Dien.
Namun, para gerilyawan yg telah punya senjata lengkap tak kalah sigap melakukan penyerangan. Pemimpin Belanda Jend. Jakobus Ludovicius dengan cepat terbunuh dan pasukannya kacau balau. 2 sejoli ini semakin tak terkalahkan, serangan kini diarahkan ke pusat kekuatan Belanda yaitu Kutaraja dan Meulaboh. Hal ini mengharuskan Belanda terus2an mengganti jendral yg bertugas.
Jendral Joanes Benedictus menemukan cara baru, ia menyewa beberapa orang Aceh untuk menjadi mata2 sehingga akhirnya rencana Teuku Umar menyerang Meulaboh pda bulan Februari 1899 tercium oleh Belanda.
Qadarullah, Teuku Umar syahid ditembus peluru Belanda dalam sebuah pertempuran. Namun bagi para pejuang, Jihad akan selalu menghadirkan 2 pilihan bahagia...Menang atau Syahid. Maka ketika mendapati anaknya menangisi kematian bapaknya... Cut Nyak memeluknya sembari berucap "“Sebagai perempuan Aceh, kita tidak boleh menumpahkan air mata pada orang yang sudah syahid!”
comment 0 Comment
more_vert