"Don't judge the book by it cover"
Nasehat lama yang dalam artian bebasnya jangan menilai buku dari sampulnya.
Novel
Rindu ini menjadi salah satu yang bisa membuat kecele. Menilik dari
judulnya, kemungkinan pembaca akan berekspektasi bahwa Tere Liye, sang
penulis akan bertutur tentang romansa dua sejoli.
Nyatanya,
penulis yang akrab disapa Bang Tere ini kembali meramu cerita yang
ciamik. Rindu dalam arti yang lebih luas, lebih dalam, dan lebih agung.
Kerinduan akan sebuah kedamaian didalam hati. Kedamaian yang
mengantarkan pada kebahagiaan sejati saat menyadari keagungan skenario
Sang Pemberi Hidup.
Cerita mengambil setting sebuah kapal
bernama Blitar Holland yang hendak membawa para penumpang ke Tanah Suci.
Di atas kapal tersebut 5 orang penumpang membawa pertanyaan atas "luka"
masa lalu.
Bahkan orang yang terlihat baik-baik saja juga
menyimpan luka yang terus menghantui. Pun Gurutta yang menjadi tokoh
paling bijak dalam cerita ini juga menyimpan pertanyaan sendiri.
Kelima
pertanyaan itu satu persatu menemukan jawaban. Berhasil dibungkus dan
dipeluk menjadi bagian dari pelajaran hidup. Dan ketika semua itu
berhasil diterima, tersaji lah apa yang mereka cari yaitu kedamaian di
dalam hati.
Jawaban-jawaban dari pertanyaan tersebut disajikan dengan sangat menyentuh. Banyak hal yang bisa pembaca renungkan.
Kesan
mendalam dari novel ini bahwasanya akan selalu ada kejutan manis dari
Sang Penggenggam takdir kala kita bisa menerima semua cobaan kehidupan.
Kedamaian hati menjadi satu diantara keajaiban itu. Juga perkara-perkara
yang terkadang berada jauh dari nalar manusia.
#ReviewBuku 'Rindu'
Add Comments
Minggu, 27 September 2020
Source : Dok. Pribadi
Heuu.. sudah lama ndak baca resensi buku, lama juga ndak baca buku sampai selesai. Tersita mi waktu urus anak. *Makemak banyak alasan :D
BalasHapus😁😁 ini juga sebenarnya resensi lama. Baru d angkut k sni.
BalasHapusDimaklumi klau sudah makemak... Full job. #HidupMakEmak 💪💪