Islam
itu semakin dipelajari semakin buat jatuh cinta.
Beberapa
hari ini saya coba belajar makna sekufu.
Kesepadanan dalam pernikahan. Dulu yang saya pahami sebatas, kalau agamanya
sama-sama baik, ya itu berarti sudah sekufu. Dan sangat tidak respek pada
orang-orang yang menolak karena alasan harta. Buah dari pemahaman yang sempit
terkait hadist “Jika datang laki-laki sholih.....”
Ternyata
aturan Islam tak sesempit itu. Setelah kelayakan agama, hal kedua yang sangat
penting untuk diperhatikan yaitu tentang
kesepadanan ini.
Saking pentingnya bahasan ini, Al-Qur-an mengabadikan HANYA satu nama Sahabat diantara sekira seratus ribu Sahabat Rasul. Para Ulama mengingatkan bahwa apa saja yang diungkapkan oleh Al-Qur’an berarati ada hikmah besar dari hal itu.
Dia asalah Zaid bin Tsabit. Sahabat sekaligus anak angkat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Apa yang istimewa dari Zaid hingga namanya diabadikan oleh kitab agung ini? Kisah pernikahnnya.
Dinikahkan
oleh insan mulia Rasulullah Muhammad Shallalahu
alaihi wa sallam dengan kerabat beliau Zainab binti Jahsyi. Keduanya adalah
sosok istimewa dengan kesholihan yang tak perlu lagi dipertanyakan. Namun
sayang, keduanya tak sekufu. Singkat cerita, setahun setelah menikah keduanya
bercerai.
Dari kisah tersebut, para ulama sangat menekankan dalam masalah kesekufuan. Semakin banyak hal-hal yang sama, semakin sekufu. Sekufu dalam hal suku, pendidikan, status sosial, kebiasaan, kondisi ekonomi, dll.
Kalau tidak sekufu dalam hal-hal ini, maka butuh kerja ekstra keras
dan proses adaptasi yang akan menguras tenaga, waktu, dan pikiran. Dan
bisa jadi ketidaksekufuan menjadi bibit paling potensial tumbuhnya
pertengkaran.
Tentu tidak bisa dipungkiri bahwa
setiap manusia beda-beda. Tapi, dalam pernikahan saya secara garis besar
menginginkan TIGA hal yang harus sekufu. Atau minimal diupayakan untuk
sependapat.
- Tentang
Kewajiban
Utamanya kewajiban sebagai muslim. Yang paling penting pada bagian ini adalah kewajiban
SHALAT. Saya selalu mengatakan bahwa semoga saya tidak termasuk istri yang
masih harus ngurusi shalatnya suami. Hadooooh…. Ini tuh perkara paling dasar
sebagai muslim.
Please lah, ketika anda
memutuskan akan menikah, disitu ada beban tanggungjawab yang menanti. Maka ketika
hubunganmu sama Allah saja, yang notabene sudah memberikan hidup dan segala
kenikmatannya bisa kamu abaikan. Apa kabar istrimu yang kelak pasti banyak
memiliki kekurangan? Come on laahh…
Oh ya, perkara shalat ini kenapa penting sekali? Karena bisa dibayangkan dalam sehari ada lima kali shalat wajib. Kalau suamiku kelak tidak shalat berarti dalam sehari lima kali saya harus menyuruh bahkan bisa sampai marah-marah untuk hal yang sama. Innalillahi, membayangkannya saja sudah sangat melelahkan.
- Tentang
Halal Haram Sumber Penghasilan
My father say “jangan bohong bahkan saat bercanda
sekalipun”. Ketika ayah menyampaikan ini beberapa tahun silam, saya pikir ‘it’s
okey, mudah kok’. Nyatanya, ini jadi hal yang sangat sulit ketika mayoritas
orang saat ini menganggap kebohongan sebagai hal biasa.
Apa korelasinya dengan penghasilan?
Kurang lebih 10 tahun saya tidak ikut tes PNS. Kenapa?
Saat itu sogok menyogok jadi hal lumrah. Dan saya tidak mau terlibat dalam perkara demikian
sebab saya mengambil pendapat yang mengharamkan perkara bayar membayar ini.
Saat tes PNS sudah murni saya coba ikut dan Qadarullah
lolos tanpa sogok menyogok sepeser pun. Di dunia kerja ternyata fenomena bohong
ini jadi hal lumrah.
Absen tipu-tipu, laporan kinerja asal-asalan, perjalanan
dinas kamuflase. Ini banyak terjadi dan orang-orang menganggapnya biasa saja.
Jujur, saya juga belum bisa 100 % untuk terhindar
dari ini tapi saya berusaha keras untuk meminimalisir bahkan tidak ikut-ikutan.
Goals-nya apa? berharap semoga setiap rezeki yang ada Allah berkahi. Sesedikit apapun kalau berkah, insya Allah lebih menenangkan.
Next. Perkara RIBA. Salah
satunya pinjam uang dibank. Saya menagmbil pendapat pinjam uang berbunga di
bank dengan menggadaikan SK atau sertifikat sebagai RIBA. Satu hal HARAM yang
juga banyak dilakukan.
Saya bertekad, insya Allah sampai
pensiun nanti SK tidak akan masuk bank untuk urusan ini. Meskipun konsekuensinya kalau mau bangun rumah harus nabung dulu,
mau beli ini itu harus nabung. Tapi harapannya semoga itu bisa lebih berkah.
Bagaiman dengan anda?
- Tentang
Pemanfaatan Waktu
HP is enemy. Jujur, saya paling benci lihat orang
yang hampir 24 jam melototin HP cuma buat hal-hal unfaedah seperti scroll
medsos, main game, nonton yang gak bermutu, dll. Apalagi kalau sampe makan pun
masih liat HP. Ya Rabb, dunia gak bakal kiamat kalau kamu skip main HP.
Bagiku, ini juga salah satu hal yang sangat potensial
jadi sumber cekcok. Apakah gak boleh ada hiburan? Boleh, sangat boleh, cuman
porsinya tolonglah dikurangi. Isi waktu dengan hal-hal yang lebih manfaat. Ya ibadah,
ya baca buku, atau kalau sudah berkeluarga banyakin diskusi atau canda tawa
dengan keluarga. Apalagi posisi saya sebagai wanita pekerja yang otomatis waktu bersama keluarga akan kurang.
Please, yang saya beri akses untuk membaca tulisan ini silahkan dipikirkan baik-baik karena konsekuensinya tidak sehari dua hari. Jangan asal IYA sekedar untuk menyenangkan atau biar bisa nikah saja.
Kalau tidak setuju, please jangan umbar ini ke sembarang orang apalagi tujuannya
untuk membully. Ini standar hidupku. Anda setuju boleh, tidak setuju
juga sangat boleh.
Intinya, kalau memang tidak bisa sama dalam ketiga
hal ini sebaiknya dipikir-pikir lagi. Saya pribadi tidak mengharapkan dalam
pernikahan nantinya hanya berisi cekcok seputar hal-hal ini.
Terima
Kasih telah berkenaan membaca.
comment 0 Comment
more_vert