Dari judulnya sudah ketahuan kalau buku ini ditujukan buat si galau. Yang lagi bingung mau pilih si A atau si B. Lebih baik si C atau si D. Emang sudah jadi fitrahnya manusia untuk selalu galau, wong milih pakaian saja kita galau apalagi milih pasangan hidup.
Syukurnya, Islam itu versi komplit dari semua solusi hidup, mau lagi senang, sedih, gelisah, gundah, galau, pokoknya apapun permasalahan hidup, Islam tu pasti punya solusinya. Ibaratnya semua intisari masalah kehidupan manusia dari zaman Nabi Adam, kalau diperas ya solusinya nemu di Islam.
Termasuk soal memilih jodoh. Islam punya panduannya. Salah satu referensi keren yang saya rekomendasikan adalah buku “Ke Manakah Kulabuhkan Hati Ini?” -Panduan Kuliah Pranikah Parenting Nabawiyyah-
Mengapa saya menebalkan tulisan Kuliah Pranikah? Karena eh karena, ini tuh satu hal yang jaaaaarang sekali disadari. Orang mikirnya nikah ya nikah aja. Gak peduli mau ada ilmunya atau tidak, pokoknya gas. Sekedar I love you, You love me, beres. Padahal ini tuh part hidup yang tanggungjawabnya sangat, amat, very berat.
Kenapa? Karena nikah bisa jadi sarana untuk mendulang pahala dan ngantar kita ke surga. Tapi disatu sisi juga bisa jadi ladang dosa yang bisa nyeburin kita ke neraka. Rugi dong udah milih menghabiskan hidup sama orang yang sebelumnya tidak kita kenal, ujung-ujungnya malah nyeret kita ke neraka.
Apalagi ketika Allah ngasih kepercayaan berubah hadirnya seorang anak. Tanggung jawabnya double-doublle dah. Kalau gak dibekali ilmu, rawan cuy. Bisa-bisa masa tua cuma habis buat nyelesain masalah yang dibuat si anak. Belum lagi tanggungjawab akhiratnya. Naudzubillah min dzalik.
Ada satu analogi yang menurutku keren banget. ANAK vs ROBOT. Orang kalau mau buat robot, sekolahnya bertahun-tahun, rela ngeluarin duit banyak buat cari ilmunya, beli buku referensi, nyari ahli ilmu untuk berguru. Padahal robot ini cuma jadi alat bantu kehidupan manusia.
Sedangkan unsur terpenting dari kehidupan ini, ya manusia-nya. Insan yang pada dasarnya berupa seorang anak. Sayang beribu sayang, ilmu rumah tangga include ilmu mendidik anak sering sekali dianggap sepele bahkan merasa tidak perlu untuk dipelajari. Mindset kaya gini nih yang bikin peradaban hari ini rusaknya ampun-ampunan.
So, daripada terus nyalahin kondisi, nyalahin zaman yang semakin menggila. Yuk bisa yuk, para calon ortu atau ortu ditambah lagi ilmunya tentang dunia keluarga. Ilmu yang harus disiapkan bahkan sejak memilih hati akan berlabuh kemana. Asyeeekk. 😊
Tujuannya biar punya rules atau kompas buat ngarahin biduk rumah tangga. Atau seminim-minimnya, udah tau bedain halal haram, gak perlu lagi diingatin buat hal-hal yang wajib.
Kita tahu haramnya babi, tapi berapa banyak sih muslim yang hari ini sadar dengan haramnya RIBA, ZINA, harta yang didapat dengan kebohongan. Kita hari ini hidup pada zaman dimana orang melakukan tipu-tipu, sogok menyogok untuk bisa dapat kerjaan, dianggap sebagai hal lumrah.
Padahal ya itu SALAH. Idealnya kita sebagai muslim harus berupaya keras untuk tidak terlibat didalamnya. Ye kan?
Next, hal-hal yang wajib. Saya pribadi punya satu aturan penting, besok-besok ketika berstatus sebagai seorang istri, semoga saya tidak jadi salah satu orang yang harus nyuruh-nyuruh suami buat shalat di masjid. Karena mestinya dia sudah paham dong perkara-perkara wajib dalam kapasitas dia sebagai seorang muslim.
Terlebih suami itu kan dalam Islam disebut Qawwam yang secara garis besar artinya pemimpin, hakim, pendidik. Berat loh ini. Kalau untuk urusan se urgent shalat dia masih harus “dididik” oleh istrinya, terus tanggungjawab dia buat jadi pendidik dalam keluarganya cem mana?
Makanya di buku ini pembahasan pertama adalah 'Suami Setegar Pilar'. Part ini membahas garis besar kata Qawwamah dan tanggungjawab yang menyertainya. Lantaran pentingnya bab ini, di bab selanjutnya dipaparkan 'Kriteria Suami Setegar Pilar'.
Dibuka dengan fenomena krisis suami dan krisis ayah yang banyak melanda keluarga muslim hari ini. Padahal, Islam telah menyajikan panduannya sejak 1400 tahun silam, cukup dalam satu ayat di Surat An Nisa ayat 34.
Selanjutnya juga membahas '5 Kriteria Istri dalam An Nisa :34' . Pembahasan ini diutarakan oleh Ustadz Budi Ashari. Beliau juga mensarikan ilmu dasar bagi para lelaki bagaimana 'Memilih Wanita Sesuai Sabda Nabi' di halaman 89.
Selanjtnya giliran Ustadz Herfi Ghulam Faizi memberikan rambu-rambu seputar 'Melewati Masa Bujangan dengan Penuh Makna'. Intinya full power membekali diri dengan ilmu.
Misalnya saja ilmu tentang hubungan suami istri. Secara teknis, bahkan binatang pun mampu jika goalnya 'sekedar' memiliki keturunan. Namun, kita adalah manusia yang punya aturan. Islam sebagai agama paripurna punya Fiqih-nya.
Se simple, apasih yang dilakukan ketika untuk pertama kalinya sekamar berdua. Ya shalat Sunnah, ya adab nya, ya doa-doa nya. It's an important thing that you must know.
"Pelajarilah fiqih sebelum kalian menikah dan menjadi tuan di rumah kalian. Lantaran (menikah) akan menyibukkan kalian dari ilmu"
Hayo loooh,,, cek dan ricek sudah seberapa banyak yang dipelajari?
Kalau belum sama sekali, let's start. Tidak ada kata terlambat. Namun tidak juga untuk disepelekan. Sebab pilihannya hanya dua 'jatuh dalam ibadah berpahala sebagai suami istri' atau sekedar menuntaskan kebutuhan syahwat yang bahkan bisa dilakukan oleh hewan sekalipun.
Tentu tak ada satu manusia pun yang ingin menyetarakan diri dengan hewan. Kita manusia yang punya adab. Lebih istimewa lagi, kita muslim yang punya rules dari pemilik langit dan bumi. Sekaligus contoh langsung dari manusia terbaik sejagat raya -Muhammad Shalallahu alaihi wa salam.
Demikianlah sedikit cuplikan isi buku ‘Kemanakah Kulabuhkan Hati Ini’. Baru sedikit saja sudah banyak ilmu yang didaptkan. So, kalau mau dapat ilmu yang lebih banyak, langsung saja pesan bukunya.
Oh ya, buku ini kalau menurutku masuk dalam kategori tipis. Tipis yang isinya daging semua. Hanya 128 halaman. Sangat cocok untuk yang kurang menyukai membaca buku-buku tebal. Highly recommended terutama bagi yang sedang menjalani ikhtiar menanti/mencari jodoh.
comment 0 Comment
more_vert