MASIGNALPHAS2101
7425642317624470382

Warga Palestina Harus Hijrah?

Warga Palestina Harus Hijrah?
Add Comments
Selasa, 24 Oktober 2023


Catatan Kajian Sirah TV "Membaca Masa Depan Negara Zionis"

Pemateri kajian ini adalah Ustadz Asep Shobari. Salah satu ahli ilmu bidang Sirah. 

Kajian ini menarik sejak awal saat Ustadz Asep di tanya oleh host, "Ustadz kan sudah pernah ke Maroko, rihlah Andalusia. Tapi kok setahu saya, belum pernah ke Palestina?"

Ustadz memberikan jawaban dari perspektif pribadi yang cukup menarik. Beliau tidak ingin ke Palestina sekarang karena menurutnya Palestina itu ibarat rumah bagi umat muslim yang sedang di jarah oleh pendatang. 

"Analoginya, rumah sendiri saat ini sedang dijarah oleh orang zalim. Yang punya rumah hanya dikasi satu sudut kecil untuk beraktifitas. Mau ke kamar lain harus izin ke si zalim. Mau keluar lalu masuk lagi di tahan dulu. Diinterogasi sama para penjarah. Saya pribadi tidak mau seperti itu." (No debat ya. Ini pendapat pribadi ustadz)

 Dari sini kemudian host bertanya. Kenapa tidak pindah saja? Israel itu kan kuat. Pertanyaan yang familiar ya, apalagi beberapa waktu lalu diutarakan oleh mereka yang bergelar ustadz.

Pertanyaan ini menurut Ustadz Asep berasal dari mental inferior. Rakyat Palestina sudah 70 tahun bertahan dan menderita. Seharusnya logikanya tidak bisa begitu.

Di Palestina bukan hanya HAMAS yang melawan. Selain HAMAS ada banyak faksi di Gaza. Kalau HAMAS diam, apakah ada jaminan rakyat Palestina tidak menderita lagi?

Apakah anda pernah berpikir bahwa Zionis pada dasarnya siap berdampingan dengan penduduk Palestina? Sejak kapan? Zionis itu tidak bisa hidup berdampingan.

Zionis sebelum ke Palestina, diaspora dimana-mana. Salah satunya di Maroko. Di Kota Fes banyak orang Yahudi dan mereka hidup berdampingan dengan muslim. Itu biasa saja. Keberadaan Yahudi di Fes ini punya sejarah panjang. 

Dan dalam sejarah, orang Yahudi paling aman dan nyaman saat hidup bersama komunitas muslim. Contohnya saat Ferdinand dan Isabela menguasai Andalusia, salah satu keputusannya adalah mengusir Yahudi. 

Menjadi masalah, ketika muncul Zionisme yang memanggil semua orang Yahudi dari seluruh dunia untuk datang ke Palestina dan mendeklarasikan negara Israel. Mereka diberi janji-janji manis sehingga sebagian tertarik untuk pindah.  Mereka menjual aset dan rumah di tempat asalnya. Nyatanya, beberapa tahun kemudian, banyak dari mereka yang merasa menyesal karena janji manis tersebut tidak ditepati.

Jadi, poin pentingnya, orang-orang Yahudi di Israel bukanlah manusia tanpa tempat tinggal. Dan kalau hanya sekedar tempat tinggal, Palestina sangat welcome. Toh, banyak orang Yahudi yang sudah tinggal lama di Palestina sebelum hadirnya Zionis. Mereka aman dan hidup berdampingan dengan umat muslim dan kristen.

Kembali ke masalah yang sudah disinggung di atas yaitu Zionis. Mereka datang bukan hanya untuk tinggal tetapi merampas dan merampok. Di belakang Zionis ini ada Amerika dan Eropa yang memiliki  project penempatan manusia. Untuk apa proyek ini? Mereka melakukan penanaman manusia di kawasan sangat strategis dan wilayah penting baik dari segi geopolitik dan ekonomi -Timur Tengah-.

 Dibagian ini saya teringat salah satu ceramah Ustadz Budi Ashari yang menyatakan bahwa jika dunia ini sebuah film, maka lokasi peristiwa-peristiwa penting sepanjang film tersebut adalah Timur Tengah. Sejak zaman para Nabi sampai saat ini wilayah tersebut menjadi latar berbagai persitiwa bersejarah. 

Kesimpulanku, siapa yang menguasai tanah ini, maka dialah penguasa dunia. Ya gak sih? Dan faktanya, saat ini Timur Tengah dikuasai muslim. Mungkin ini kenapa Amerika dan Eropa sejak dulu selalu cari gara-gara di wilayah ini. Sejak perang Salib, huru hara Mesir, Suriah, Irak, Palestina. Semua selalu dicampuri oleh Amerika dan sebagian Eropa.

Inilah mengapa mereka menanam Zionis di situ. Biar menjadi perwakilan mereka untuk mencaplok tanah Timur Tengah sedikit demi sedikit.

Jadi, sebuah logika sungsang kalau ada yang bilang, 'Kalau tidak melawan maka mereka akan hidup tenang.'

BIG NO. Karena pada dasarnya mereka ini datang bukan untuk berdampingan tapi untuk merampok dan merampas. 

Banyak video yang memperlihatkan Zionis ini datang-datang membuldozer sebuah kawasan. Kalau mereka mau menempati suatu kawasan, langsung saja di buldozer. Tidak pakai negosiasi atau ganti rugi. Pokoknya harus langsung jadi tempat tinggal mereka. 

Landasan berpikir meraka adalah Palestina itu negeri tanpa penghuni untuk bangsa yang tidak memiliki tanah. Itu sila mereka. Dasar akidahnya si Zionis.

Kalau sudah seperti itu, coba tinjau secara fikih. Bagaimana hukumnya tanah kaum muslimin ketika diserang oleh musuh dari luar?  Apa kewajiban umat Islam ketika diserang kedaulatannya? Jawabannya, Ya memeprtahankan. Secara hukum dan sejarahnya, WAJIB untuk dipertahankan. 

So, kalau ada ustadz yang bilang mending Palestina hijrah aja. Ini benar-benar cacat baik dari hukum maupun sejarah. 

IMO, ustadz tersebut mungkin kalau hidup di zaman KH Hasyim Asyari, dia salah satu yang tidak akan ikut dalam Resolusi Jihad. Secara yang dihadapi adalah Belanda di bantu Inggris plus Amerika yang saat itu menjadi pemenang perang dunia II. 

Alasan lain yang sering dilontarkan adalah penderitaan korban perang.

Kita memang berempati atas hal tersebut. Tapi bisa jadi mereka adalah manusia-manusia pilihan yang memang dipersiapkan untuk kondisi tersebut. Banyak kok video-video anak kecil Palestina yang bisa berargumen dengan sangat gahar menentang para Zionis. 

Dari sejarah juga kita bisa berkaca. Waktu Perang Salib yang juga merupakan project barat berdasar fatwa Paus Urbanus II, berbagai geng dari Eropa bersatu untuk merebut Baitul Maqdis. Saat itu Pasukan Salib ini juga kuat bukan main. Dan saat itu terjadi pembantaian mengerikan.

Apa yang dilakukan oleh kaum muslimin? 

Coba kalau ada ulama fikih yang berkata keluar saja dari Palestina karena tentara Salib sangat kuat, maka tidak akan ada Shalahuddin Al Ayyubi dan Nuruddin Zanki. Kalau memang prinsipnya tinggalkan, kosongkan, maka pasti para ulama akan keluar. Nyatanya tidak. Mereka melawan.

Jadi, insya Allah langkah para pejuang Palestina sudah tepat.