Dikutip dari tayangan Sirah TV episode Pendidikan Anak Zionis di Palestina
Di tengah serangan zionis yang semakin biadab, pernah tidak kita bertanya,
'Kok bisa ya mereka setega itu melakukan kebiadaban?'
'Apa mereka tidak merasa kasihan terhadap masyarakat Palestina?'
Ternyata, mereka sama sekali tidak memiliki rasa empati. Menurut mereka, membuat menderita masyarakat Palestina adalah sebuah 'ibadah' dalam agamanya. Dan ini ditanamkan sejak mereka masih kecil oleh orang tua dan masyarakat lewat film, tontonan, bacaan, dan pola didik. Bahkan secara khusus masuk dalam kurikulum.
Semua itu tidak terjadi secara alamiah tetapi by design. Sejak awal abad 20 atau 1905 ada pengayaan materi atau program khusus buat anak untuk menanamkan karakter Zionis. Mereka memetik hasil didikan tersebut pada tahun 1948 ketika mengklaim pendirian negara Israel.
Mereka juga mengakui bahwa hasilnya terlihat di perang tahun 1967, 1973, dst. Bagaimana muncul patriotisme, nasionalisme, totalitas perjuangan untuk mempertahankan jajahannya.
Inilah yang penting untuk kita ketahui. Kenali Musuhmu.
Hal ini dijelaskan dalam buku karya Rosana Abdul Latif Shobri dari Univeristas Ain Shams Mesir. Buku yang merupakan hasil disertasi. Sejak kuliah mempelajari Bahasa Ibrani. Beliau bahkan menulis buku Tata Bahasa/Grammar Ibrani. Kuliah Magister tentang Yahudi dari sisi ideologi dan aspek sosial para diaspora yang tersebar dimana-mana.
Disertasinya kalau dalam bahasa Indonesia adalah Tendensi Ideologi dalamLiteratur-Literatur Anak Israel. Kemudian disederhanakan dalam buku Beginilah Yahudi Mendidik Anak-Anak Mereka. Fokus bagaiaman orang tua dan desainer pendidikan mereka mendidik untuk menjadi sosok Zionis murni. Ini merupakan kajian langsung.
Pola didik ini Sangat efektif. Tetapi pada tahun 90 dan 2000 an mengalami kemunduran signifikan. Bahkan cucu David Ben Gurion laknatullah -mantan PM Israel- membuat sebuah acara televisi tutorial cara bebas dari wajib militer. Kasarnya mantan pendiri negara mengajari untuk membangkang.
Dalam buku karya Rosana Abdul Latif ini fokus utamanya adalah tragedi yang dialami oleh Israel sepanjang zaman. Menanamkan bahwa mereka adalah bangsa terdzolimi. Ini menandakan penguasan sejarah yang sangat ditekankan.
Mereka ditanamkan bahwa sepanjang sejarah terus dihina, didzholimi, dimarginalkan. Plaing victim sebagai korban sehingga merasa layak untuk ditolong, didukung, dan mencari pembenaran atas tindakan membabi buta pada orang lain. Diajarkan sejak awal melek literatur.
Menekankan pentingnya untuk pindah ke Palestina. Karena kalau tidak ada yang datang ke Palestina maka tidak ada lagi alasan bagi Israel untuk tetap eksis. Mereka menyadari betul bahwa Palestina bukan tanahnya. Totalisan sebagai pencuri salah satunya dikisahkan oleh ayah Bela Hadid.
Selanjutnya diajarkan kecintaan terhadap tanah. Maka ada pelajaran menanam dan merawatnya. Intinya penanaman agar timbul kesadaran cinta tanah air. Menduduki dan menempati tanah yang direbut. Menguasai jazirah arab, membangun keindahan alam sekitar. Keyakinan dan nasionalisme. Solidaritas bersama kaum Yahudi.Menekankan bahwa baik secara agama maupun sejarah mereka berhak atas Tanah Palestina.
Membuat penokohan dongen yang ditampilkan sebagai pahlawan dari kisah-kisah dalam Talmud. Dari sini tampak keseriusan mereka mengaitkan kondisi masa kini dengan masa lalu atau sejarah. Melawan Nazi dan bangsa Arab. Fokuskan perhatian anak pada Bahasa Ibrani sebagai bahasa pemersatu karena warga Israel awalnya adalah diaspora dari sekitar 70 negara yang membawa bahasanya masing-masing.
Keunggulan Yahudi sebagai bangsa pilihan tuhan, bangsa yang cerdas dan unggul dalam segala hal. Sedangkan Arab adalah bangsa yang bodoh, terbelakang, bar-bar dan sederet stigma negatif lainnya. Menanamkan kebencian pada Arab secara khusus. Semua materi yang diajarkan pada anak-anak Israel merupakan turunan dari Ideologi Zionisme.
Bagaimana Zionisme diterjemahkan dalam materi pembelajaran apapun sejak dini. Mereka menggunakan Taurat dan Talmud yang dimodifikasi sesuai kepentingan Yahudi. Pindah ke Palestina dengan cara bar-bar sekalipun adalah untuk mensucikan dosa mereka.
Di Israel tidak ada masyarakat sipil. Yang ada adalah tentara dan tentara cadangan. Mereka sangat berkepentingan dengan sejarah
Salah satu pernyataan dalam buku Dr. Rosana "Literatur untuk anak Israel memberi perhatian sangat besar yang bisa menghubungkan anak anak Yahudi dengan sejarah masa lalu. Agar karakter Yahudi tersu bertahan kuat dan jangan sampai hilang. Yahudi itu harus begini dan selalu dikaitkan dengan sejarah"
comment 0 Comment
more_vert