Terlahir dari dua keluarga yang hobi jalan-jalan adalah another level of happines. Awal 2025 ditandai dengan jalan bersama Harpena Squad, keluarga dari pihak ibu. Tujuan awal adalah Danau Napabale yang terletak di Kecamatan Loghia. Lokasinya terletak sekiatr 15 km dari Kota Raha, Ibukota Kabupaten Muna.
Danau Napabale merupakan salah satu destinasi wisata andalan warga Pulau Muna dan sekitarnya. Kami start dari Lakapodo dengan menggunakan alat transportasi andalan yakni mobil Pick Up atau bak terbuka milik Paman. Meski duduk dempet-dempetan tapi seperti biasa, sepanjang jalan Alhamdulillah full senyum.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 30 menit, rombongan sampai ke danau. Lebih tepatnya di lokasi parkir. Berhubung warga sudah kelaparan jadi langsung gas bakar ikan dan mengeluarkan seabrek perbekalan. Ada yang membawa ketupat, mie, nasi, dan yang terpenting adalah sambal. Aroma ikan bakar menjadi sinyal khusus untuk segera ambil posisi lalu gassss full.
Kenyang makan, rombongan bergerak ke arah danau. Sebelum terpencar, hal wajib yang harus dilakukan adalah mengabadikan momen. Puluhan kali cekrek, cukup satu atau dua yang diposting. Tentu saja cari yang diri sendiri paling bagus. Yang lain mau merem atau jungkir balik tidak masalah.😄
Next, mari menikmati keindahan Danau Napabale. Danau ini tergolong unik karena jika biasanya danau berair tawar, tidak dengan Napabale yang berair asin. Tidak heran beberapa situs web memasukkan danau Napabale dalam 5 danau air tawar di Indonesia bersama Danau Satonda dan Weekuri di NTB, Danau Kakaban di Kalimantan Timur, serta Danau Lenmakana di Raja Ampat.
Sebagai warga Pulau Muna, status ini tentunya bikin bangga dong. Bagi yang penasaran, kenapa air danaunya asin, ini karena di salah satu sisinya terdapat terowongan alami sepanjang 30 m dan lebar 9 m yang menjadi jalan masuknya air laut. Untuk merasakan sensasi melewati terowongan ini, penumpang harus merogoh kocek senilai Rp.150.000. Jumlah penumpang tidak dibatasi selama muat disampan.
Terowongan ini awalnya hanya digunakan oleh nelayan setempat sebagai jalur keluar menuju laut. Namun saat ini telah dibuka untuk wisatawan. Terowongan hanya dapat dilewati saat air laut sedang surut sedangkan saat pasang, terowongan sepenuhnya tertutup oleh air laut.
Selain terowongan saat ini juga ada penyewaan perahu stand up paddle boards. Untuk dapat menikmati keindahan Napabale menggunakan paddle boards, pengunjung dikenai tarif 30 ribu/ setengah jam dan 50 ribu/jam. Jika ingin mengabadikan momen dengan menggunakan drone, perlu merogoh kocek Rp.70.000/5 menit.
Berhubung saat kami datang, matahari sedang terik-teriknya, kami memutuskan untuk menikmati pemandangan saja sambil sibuk cekrek sana sini. Oh ya, bagi yang ingin menikmati jajanan, di sini tersedia warung penduduk sekitar. Fasilitas lain yang tersedia diantaranya mushola, area parkir, dan juga kamar mandi.
So, bagi yang ingin berenang tidak perlu khawatir soal ganti pakaian karena tersedia kamar mandi dan air tawar yang bisa ditebus dengan harga Rp.5.000/jergen.
comment 0 Comment
more_vert