MASIGNALPHAS2101
7425642317624470382

Pak Purbaya, Masih Pagi Tapi Sejauh Ini Sunrise-nya Bagus

Pak Purbaya, Masih Pagi Tapi Sejauh Ini Sunrise-nya Bagus
Add Comments
Kamis, 09 Oktober 2025

Penjelasan terkait judul :

Salah satu pesan ayah yang kerap terngiang-ngiang adalah, jangan menilai hari sebelum datang maghribnya. Bisa saja pagi kamu lihat cerah, ternyata siang atau sore hujan badai. Jadi, kalau masih pagi, jangan langsung menyimpulkan bahwa hari itu cerah. Tunggu sampai Maghrib dulu. 

Nah, soal Pak Purbaya, masih terlalu pagi memang untuk menilai seorang Purbaya Yudhi Sadewa sebagai pejabat baik. Tapi sejauh ini saya melihat ada yang beda dengan beliau. No flexing-flexing club. Cek IG nya, hanya bapak-bapak biasa yang sering nongkrong di warung pinggir jalan. 

Eits, ini bare minimum sih ya soalnya ada juga yang awalnya sederhana tapi ternyata blangsaaaakk.

Bedanya, Pak Purbaya sejauh ini menurutku cukup terbuka. Sering sekali beliau menjabarkan uang disini sekian, uang disana sekian, yang belum terserap sekian. 

Karena saya bukan orang ekonomi, jadi selama ini masih sekedar memantau saja. Tapi, setelah para gubernur menemui Pak Purbaya karena anggaran ke daerah dipotong, nah Pak Purbaya bikin konferensi pers sederhana sebagaimana yang ditayangkan di chanel YouTube iNews.

 

Sangat sederhana dan kayaknya langsung face to face dengan wartawan. Wartawan betul-betul dapat materi tulisan yang fresh from otak beliau. Bukan yang dikonsep dulu dan diucapkan dengan kalimat-kalimat ahli agar ditulis indah. 

Wartawan juga tampak bebas bertanya dengan ceplas-ceplos dan dijawab pakai bahasa bayi. Jadi, masuk di otak lah apa yang dijelaskan. Bukan istilah-istilah njelimet yang tidak bisa dijangkau masyarakat luas. 

Nah, ditulisan ini saya coba rangkum beberapa poinnya sekalian jadi komentator dan mengeluarkan unek-unek.  

1. Menit ke 0.10 "Kalau mereka mau bangun daerahnya kan harusnya dari dulu sudah bagus pas anggarannya gak ada yang hilang sana-sini. Tapi salah satu konsen disana adalah banyak melesetnya. 

Komentarku : Wooooowww... yang terakhir itu apa paaakkkk? BANYAK MELESETNYA? Speak it louder Pak. Semoga bapak termasuk yang muak liat yang meleset-meleset ini. Apalagi bapak pernah kerja di Schlumberger Overseas. Perusahaan yang tentunya sangat memperhatikan keseimbangan uang masuk dan keluar. Kalau uang yang keluar tidak sesuai dengan yang dikerjakan. Ya di cut dong bukan malah dibiarkan yang penting saling mengerti.

2. Menit 0.35 Nanti saya lihat uang saya di triwulan dua. Kalau memang ekonominya sudah bagus, pendapatan pajak-pajaknya naik,  Cortex lebih bagus, bea cukai enggak ada bocor, pajak juga enggak ada bocor, berarti harusnya kan naik semua. Kalau naik semua kita bagi. 

Komentarku : Gimana....gimana Pak? Jadi selama ini pajak dan bea cukai sering bocor ya. Kok gak ada infonya. Eh, ada ding tiba-tiba ada yang ketangkap ngemplang pajak tapi hukumannya sangat flesksibel. Ckckckc, rakyat bayar pajak tujuannya ngisi kas negara, eh ternyata wadahnya bolong-bolong, walhasil banyak yang digondol tikus. Basmiiiiiiiii.

KALAU NAIK SEMUA KITA BAGI. Yups boleh dibagi lagi kalau mereka bisa kasi liat kinerja yang baik.  Ibarat orang tua ngasih jatah bulanan ke anak. Ada uang buku, uang les, dll. Eh, ternyata habis di foya-foya dan nongkrong. Apalagi saat itu ekonomi keluarga juga lagi gak baik. Banyak utang. Masa anaknya dibiarkan foya-foya. Itu mah Gila namanya.  

Ya harus dipotong dong uang belanjanya. Dikontrol full oleh Ortu. Kalau anak yang baik budi, pasti bantu mikir gimana cara memperbaiki. Mungkin dengan cara bikin kerajian kecil-kecilan dengan modal yang masih ada. Nah, kalau orang tuanya lihat begitu. Pasti dibantu modal untuk mengembangkan usahanya. Tapi kalau terus-terusan minta modal, eh tapi usahanya malah bangkrut mulu, produknya gak sesuai antara modal dan hasil jadinya. Ya, masa dibiarkan. Evaluasi doong.

3. Menit 6.23 CORTEX mungkin 1 bulan selesai lho.  Orang bilang gak mungkin, saya kirim ahli dari luar. Bukan luar negeri tapi ahli dari luar Kemenkeu. Orangnya jago. Dia bilang saya bisa sebulan ini. 

Komentarku. Ini juga yang penting Pak. Yuk bisa yuk, mulai dari Cortex hilangkan stigma aplikasi milik pemerintah itu jelek, loading, dan doyan maintenance. Tidak usah tunggu pengadaan dengan budget yang di up-up itu. Orang-orang kita juga tidak kalah pintar. Tapi yang pintar ini seringnya kalah menjilat dan kalah soal bagi-bagi jatah. Akhirnya kadang yang dipakai orang bodoh yang penting jago bagi-bagi.  

4. Menit 6.39. Bea cukai akan kita cek lagi. Nanti saya akan random cek ke tempat beberapa bea cukai. Yang penting distorsi ke pasar hilang. Saya pernah ikut fashion show yang didukung oleh BI waktu itu. Busana muslim, bagus-bagus. Wah, saya juga kagum. Tapi enggak lama saya dengar, 99% busana muslim disini dikuasi oleh produk-produk Cina. Kan jadi lucu. Kita belaga produk bagus ternyata yang kuasai pasar sana. Kalau persaingan normal mungkin saya gak apa-apa tapi yang Ilegal-Ilegal itu saya akan beresin. 

Komentarku : Wiiiihhh... rada ngeri-negri sedap ini Pak. Mulai senggol penguasa pasar dan orang-orang yang menikmati gurihnya barang-barang ilegal ini. Bae-bae Pak. Kalau niat bapak baik dan tulus untuk perbaikan negeri ini, saya doakan Allah senantiasa lindungi bapak. 

Semoga efisiensi ekstra ketat ini, membuat orang-orang berpikir untuk hambur uang saat kampanye. Jadi, yang akan mencalon benar-benar orang yang mau kerja saja.