23 Juli 2025. Wisuda Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Alasan utama dari rentetan perjalanan Cuti Part 3. Hari bersejarah bagi Abdul Rauf Ode Ishak. Anak ke-4 di Haris Family, si paling Jogja, si paling pemburu beasiswa. Alhamdulillah setelah tertolak puluhan kali, akhirnya dapat Beasiswa Unggulan di semester 2 studi Magister Sejarah.
Sejak pagi buta, Rauf sudah menyambangi homestay. Membawa seperangkat printilan wisuda. Berhubung pendamping yang boleh masuk hanya 2 orang, jadi yang turut sibuk di pagi itu termasuk Ibu dan Mail. Ibu sibuk dandan tipis-tipis sambil mengecek gamis dan jilbab warna burgundy yang menjadi dresscode hari itu. Jelang jam 7, mereka berangkat bertiga.
Di lain pihak, kami para dayang-dayang terlebih dahulu mengurus cucian plus cari sarapan. Beres urusan perut, mulai gedebukan dandan karena harus tampil maksimal. Sekitar jam 10 kami nyusul OTW ke Graha Sabha.
Masya Allah. Alhamdulillah salah satu anggota Haris Family bisa wisuda di gedung legendaris ini. Gedung bersejarah di Universitas Negeri pertama yang dibangun pasca kemerdekaan. Tempat yang mengukir nama-nama besar dengan berbagai kiprahnya. Meskipun cerita ijazah palsu jadi anomali yang aaahhh sudahlah (bikin emosi).
Setelah melewati gerbang Kampus Biru, tampak gedung baru super luas yang sudah rampung tetapi tampaknya belum dipergunakan. Karena penasaran, saya mencari info tentang bangunan tersebut.
Dari chanel YouTube Top Konstruksi, dijelaskan bahwa gedung ini adalah Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) yang telah selesai sejak 5 April 2024. Dikerjakan oleh PT Waskita Karya dan Amarta Karya. Pengerjaannya sudah dilakukan sejak 2022 silam.
Pantas ku tak tau. Ternyata ini pembangunan pasca 2019.
Next info, masih dari YT Top Konstruksi, gedung ini memiliki 3 lantai yang bagian atas akan dimanfaatkan sebagai ruang terbuka. Biayanya sebesar 607,3 Miliar. Bangunan ini dibangun dengan 8 zona yang akan dimanfaatkan sebagai gedung komersial, gym, perpustakaan, student center, gallery, ruang serbaguna, amphitheater, plaza, ruang pementasa, dll.
Gedung ini dilengkapi power house, data center, ruang mechanical electrical, toilet, sejumlah tempat parkir, hingga rooftop garden sebagai ruang terbuka di lantai atapnya. Di Zona Joglo akan difungsikan sebagai pendopo yang mengusung cir khas bangunan Jogja.
Gedung ini digadang-gadang sebagai Super Creative Hub pertama dan terbesar di Indonesia hingga se-Asia Tenggara.
Cihuuuyyy... bakal jadi salah satu bangunan ikonik khas Jogja lagi nih.
Sembari melintasi beberapa gedung, saya berkoordinasi dengan Mail perkara harus turun dimana. Mail bilang turun di Pintu Timur. Saat kami sampai, banyak pendamping wisudawan yang sudah berada di luar ruangan. Termasuk Ibu dan Mail meskipun kami belum menemukan keberadaan mereka. Saling mencari, saling menghubungi, Alhamdulillah akhirnya ketemu.
Berhubung penasaran dengan penampakan dalam ruangan Graha Sabha, saya berinisiatif untuk masuk bersama bibi Anti. Dengan PD nya saya masuk di salah satu ruangan lantai 1. Di ruangan tersebut terdapat kursi-kursi berjejer yang digunakan oleh keluarga wisudawan. Tapi, ada yang sedikit mengganggu karena sangat sederhana sekali. Pikirku mungkin karena sudah selesai jadi sebagian sudah dibongkar.
Ternyata eh ternyata, area utama wisuda itu di Lantai 2😂😂
Meskipun begitu, lantai 1 ini tetap layak juga untuk mengabadikan momen. Jadi saya dan bibi Anti ganti-gantian untuk saling foto.
Setelahnya kami ke luar dan menuju lantai dua. Masya Allah, aura sakralnya langsung terasa begitu melewati pintu masuk. Acara inti wisuda sudah selesai. Namun, tempatnya masih ramai sebab banyak orang yang ingin mengabadikan momen di tempat ini.
Saya pun menelpon ibu dan rombongan untuk menyusul ke lantai 2 agar bisa foto-foto sekeluarga. Karena ini momen penting, jadi kami juga menggunakan jasa fotografer dengan biaya Rp.150.000/6 file foto + cetak. Selain dari fotografer, masing-masing dari kami juga menggunakan HP pribadi untuk menampung sebanyak-banyaknya momen. Harap maklum soalnya momen ini sepertinya belum akan terulang lagi dalam waktu dekat.
Setelah foto-foto, kami mencari tempat untuk duduk sekaligus menunggu kehadiran Asha dan Kaka Yanti dari Aspuri. Tak berselang lama, mereka pun turut bergabung. Sudah bisa ditebak dong, apa lagi yang kami lakukan? Yaaaaa.... foto laaaaaah.💥💥
Puas foto-foto, lanjut cari tempat untuk mengisi kampung tengah. Tepat di depan Graha Sabha ada Kantin Biru FEB UGM. Banyak menu yang bisa dinikmati di tempat ini. Mulai dari makan berat sampai cemilan dan aneka minuman.
Kami makan sambil menyusun rencana akan kemana setelah ini. Jelang jam 1 diputuskan bahwa kami akan ke Solo tepatnya ke Masjid Syekh Zayed. Namun, di sini timbul masalah karena kartu KRL hanya ada 4 sedangkan kami ber 7.
Kak Yanti yang juga berada disitu, berbagi pengalaman bahwa tiket KRL bisa dibeli via Go Jek tepatnya di pilihan menu LAINNYA terus pilih Go Transit terus ke Commuter Line. Untuk sekali jalan biayanya 8 ribu. Sempat cerita sama yang punya kartu, katanya kalau kartu sekali TAP 10 ribu. Wiiihhhh....beruntung sekali dapat info dari Kak Yanti.
So, buat yang belum pernah naik KRL, ingat yaaa... TIKET KRL bisa dibeli via akun Go Jek. Lebih murah dan simple. Tinggal pastikan saja, hp nya full baterai dan ada stok uang di dompet digital. 1 akun Go Jek bisa digunakan untuk membeli beberapa tiket sekaligus.
Sebagai guide, saya bilang ke rombongan bahwa KRL selanjutnya jam 2 jadi masih ada waktu untuk naik kereta tersebut. Orderlah Maxim menuju stasiun tugu. Ditawari drivernya untuk masuk dalam dengan tambahan 5 ribu.
Ternyata eh ternyata, masuk dalam itu mutar jauh tapi kembali lagi ke tempat yang sebenarnya bisa turun di luar saja tinggal menyebrang sedikit. Jadi, tips untuk pengguna stasiun Tugu, mending keluar di luar pagar stasiun dan masuk lewat pagar saja. Apalagi kalau tidak punya barang bawaan banyak.
comment 0 Comment
more_vert