Setelah melewati hari pertama dengan mengunjungi Masjid Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi dan Museum Adityawarman, saya tidak sabar menanti hari esok. Sebagaimana rencana yang sudah disusun dari awal, agenda hari ke-2 di Sumbar adalah mengunjungi Lembah Harau.
Lembah yang terkenal karena air terjun dan bentang alamnya yang indah. Nagari yang dikeliling tebing-tebing tinggi menjulang dan hamparan sawah yang menawan. Sejak dapat info akan ke Lembah Harau, saya semangat sekali mengumpulkan informasi tentang tempat indah ini.
Namun, jam 9 malam, info itu datang meluluhlantahkan semuanya 😂😂. Bercanda yaaa. Mode lebay ala film Indosiar. Kejadian nyatanya, Nanda dan istri datang di jam 9 itu dan memberitahukan bahwa rencana ke Harau batal karena satu dan lain hal. Salah satunya karena terjadi kebakaran hebat.
It's ok. Mari membuat rencana cadangan. Sumatera Barat dengan segala pesonanya ituuuu Gagal 1, Tumbuh 1000. Batal satu rencana, mari buat rencana baru. 😍
Jujurly, sejak awal, trip ke Ranah Minang ini memang tidak terlalu ngoyo untuk mencari pemandangan, tapi lebih ke napak tilas jejak tokoh-tokoh panutanku. Namun, kata Bu Yunadi Hijrah tempat-tempat tujuanku itu saling berjauhan walaupun searah. Nah, karena keterbatasan waktu jadi tujuannya mengerucut ke beberapa tempat saja.
Ok. perubahan rencana tadi memaksa diriku untuk segera berkonsultasi pada Om Google. Mencari aneka pilihan trip Sumatera Barat. Pilihannya, untuk jelajah Ranah Minang bisa via angkutan umum, via mobil rental, juga DAMRI KSPN (Kawasan Strategis Pariwisata Nasional).
WOW, ternyata KSPN juga ada di Sumbar. Kirain cuma di Jogja. Sayangnya, jadwal nya kurang pas dengan pengaturan waktuku. Contohnya, salah satu tujuanku adalah mengunjungi Museum Buya Hamka di Maninjau.
Jadwal keberangkatan dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM) ke Maninjau pukul 14.00 dan rute sebaliknya pukul 07.00. Yang artinya kalau saya ikut jadwal ini, siang berangkat dari Padang dan baru akan sampai sekitar pukul 16.00. Waktunya sangat mepet sekali untuk berkegiatan. Dan lagi, besoknya pukul 07.00 sudah harus kembali ke Padang.
Sebenarnya ada rute lain yang dilayani oleh KSPN ini seperti Kawasan Lembah Harau, Kawasan Saribu Rumah Gadang. Geopark Silokek, Bukit Langkisau, dan Bukittinggi. Namun, jika naik KSPN maka hanya satu tempat yang bisa dikunjungi. Sementara saya inginnya bisa kunjungan ke beberapa tempat dalam sekali trip. So, walaupun biayanya lebih murah tapi KSPN skip. Ganti ke mode lain.
Berhubung kami akan berangkat bertiga -saya, Mail, dan Tina-
jadi sepertinya akan lebih cocok kalau pakai mobil rental dengan biaya patungan.
Mulailah saya berselancar mencari rental via Google. Trauma pernah tertipu rental di Bau-Bau, saya mengaktifkan mode waspada dan selektif memilih rental.
Setelah melalui berbagai pertimbangan, pukul 02.26 saya iseng menghubungi salah satu pilihan rental di nomor 0852-6302-8090. Pikirku, pesan ini akan dibalas pada pagi hari. Ternyata, hanya butuh 4 menit menunggu, saya sudah mendapatkan balasan. Mulailah kami negosiasi dengan rute utama yang saya ajukan yaitu Pesantren Diniyyah Putri di Padang Panjang, Museum Buya Hamka di Maninjau, Museum Bung Hatta di Bukittinggi, dan Istana Pagaruyuang.
Harga di atas berlaku untuk 12 jam pemakaian. Ini juga sudah termasuk supir dan BBM tapi belum termasuk makan supir. Soal makan supir ini, tidak ada ketentuan khusus untuk besarannya. Maksudnya, paham-paham sendiri lah, jalan 12 jam pastilah singgah makan. Nah, saat makan itu ajaklah sopir sekalian.
Kembali ke masalah rental tadi, pelayanannya sangat baik tapi berhubung ada rute yang tidak bisa terjangkau, saya pun mencari opsi lain lagi. Pencarian hingga berakhir di alam mimpi.
Setelah shalat subuh, lanjut lagi berkelana di Google dan dapat kontak Resmi Rental Mobil Padang (0812-6825-8986). Alhamdulillah, ini juga pelayanannya sangat baik dan akhirnya deal dengan rental ini. Dapat harga Rp.800 ribu/hari sudah termasuk sopir dan BBM. Bahkan, kalau mau 2 hari bisa dapat Rp.700 ribu.
Apa yang membuat saya memutuskan pakai jasa mereka? Begitu saya bertanya, langsung di telepon oleh adminnya. Diberi pilihan-pilihan rute yang memungkinkan untuk sekali jalan, juga diberi rekomendasi tempat wisata. So, this rental is approved by me.
Saya janjian dengan Pak Sopir untuk bertemu di STIFARM Padang jam 8 agar bisa mengunjungi banyak tempat. Saya juga sampaikan agar sopirnya berangkat lebih cepat. Alhamdulillah jam 8 sudah ketemu dan langsung jalan.
"Pak, ini kok mobilnya Innova? Tadi saya minta Avanza," Saya bertanya dengan sedikit heran dan harap-harap cemas jangan sampai ada tambahan biaya.
"Oh, itu rezeki Bu. Minta Avanza di kasi Innova tapi harganya sama saja," ucap Pak Sopir dengan nada bercanda.
Tanpa menunggu lama, kami pun mulai perjalanan. Ternyata, perjalanan ke Padang Panjang melewati jalan menuju bandara lalu belok ke Tol Padang yang menghubungkan Pariaman-Sicincin. Alhamdulillah, masuk tol disuguhi pemandangan yang Masya Allah indah. Mata dimanjakan hamparan pohon hijau dan jejeran Bukit Barisan.
Seharusnya, biaya sekali jalan di tol ini dikenai biaya 50 ribu rupiah tapi saat kami lewat masih gratisan. Jarak tol nya sekitar 36,6 km dan tampaknya belum diresmikan. Lepas dari tol, masuk ke area perumahan warga.
Sepanjang jalan, Pak Sopir beberapa kali bilang, kita singgah ke Lembah Anai dulu. Saya mendengarnya acuh tak acuh walaupun tetap mencoba excited. Dalam bayangan saya, lembah yang dimaksud adalah dataran lebih rendah yang bisa dilihat dari ketinggian.
Ternyata eh ternyata, lembah Anai adalah Air Terjun Tiktok. Yups, air terjun yang sering lewat di FYP karena keindahannya yang tepat berada di tepi jalan. Masya Allah. Kuteropesonaaaaaa.... Indah sekali. Ditambah aliran sungai jernih dengan batu-batuan beragam ukuran.
Posted by 


comment 0 Comment
more_vert