MASIGNALPHAS2101
7425642317624470382

Terpesona Kemegahan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo

Terpesona Kemegahan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo
Add Comments
Rabu, 23 Juli 2025

Masih dengan seragam Burgundy pasca wisuda, kami sampai di Stasiun Yogyakarta.  Di jejeran tempat duduk area luar, tampak banyak orang yang sedang menunggu. Beradampingan dengan tulisan KRL Kutoarjo. 

Dengan PD nya, saya selaku tour guide jadi-jadian meminta rombongan untuk turut menunggu disitu. Jelang jam 2, ibu bilang, "jangan sampai bukan ini tempatnya?" 

Dengan keyakinan 1000 %, saya kekeh bahwa sudah betul tempatnya. Sampai akhirnya, lewat dari pukul 14.00 Mail memutuskan bertanya ke petugas. Dan apa yang terjadi pemirsaaaa???

KRL menuju stasiun Solo Balapan berada di seberang dan baru saja berangkat. W O W. Sejam menunggu di tempat yang salah dan akhirnya ZONK, macam ada pedis-pedisnya gituuuu.

Antara merasa bersalah dan tetap menjaga nama baik, saya ajak Mail untuk kompromi bahwa KRL adanya memang jam 3. Tapi ibu malah bertanya, "yang jam 2 baru saja berangkat kan?" 😂😂😂

Auto terbongkar deeehh. Alhamdulillah anggota rombongan tetap stay calm walaupun mungkin dalam hati mendongkol. Syukurnya, KRL yang akan berangkat pukul 15.00 sudah ready, jadi bisa nongkrong sekalian cekrek dengan berbagai gaya. Yang paling semangat adalah duo bibi sebab ini adalah momen pertama naik KRL.

Tepat pukul 15.00 KRL yang kami tumpangi berangkat menuju Solo. Dari stasiun Tugu, perjalanan ini akan melewati 9 stasiun yaitu Lempuyangan, Maguwo, Brambanan, Srowot, Klaten, Ceper, Delanggu, Gawok, Purwosari, dan berakhir di Solo Balapan.  

Noted, NAIK dan TURUN harus sesuai dengan tempat yang tertera di tiket. Jangan coba-coba untuk naik atau turun di tempat lain mesti itu sejalur dengan KRL yang digunakan sebab untuk masuk maupun keluar harus scan barcode offline maupun online. 

Sampai di Solo Balapan, siapkan stamina karena untuk menuju pintu keluar harus naik turun eskalator. Jangan lupa, aktifkan HP dan siapkan barcode. Bagi yang jalan bersama bayi dan orang tua bisa menggunakan Lift. 

Setelah berada di luar stasiun, saya memesan Maxim. Bagi yang tidak mau repot, di parkir stassiun juga tersedia angkutan yang siap untuk mengantar penumpang ke tujuan. Namun, bagi kaum mendang-mending bin irit, pastikan dulu berapa biaya jika order lewat aplikasi. Lalu tanyakan ke sopir jika bersedia denan harga segitu. Kalau sopirnya minta harga dengan  selisih 5-10 ribu, iyakan saja. Terlebih jika perjalanan dengan waktu terbatas. Jangan lupa untuk menyiapkan uang parkir. 

Tidak lama menunggu, kami sudah berada dalam mobil dan menyusuri jalan menuju Masjid Syeikh Zayed. Masjid megah yang menjadi kebanggan warga Solo. Cerita detail tentang masjid ini dan bagian-bagiannya sudah pernah saya tulis dalam cerita kunjungan pertama ke Masjid Syekh Zayed. Jadi di tulisan kali ini saya hanya akan bercerita tentang aktivitas kami. 

Kalau dulu datang bertiga (saya, ibu, dan Rauf). Kali ini datangnya rombongan yang lebih besar (ibu, saya, mail, Zia dan bayi, bibi Kahar, bibi anti, dan Tina). Tak butuh waktu lama, dari jauh mata sudah bisa menatap bangunan megah tersebut. Sudah bisa dipastikn orang-orang yang baru pertama kali melihat, akan terpesona.

Begitu sampai, kami langsung bergegas ke area wudhu karena belum shalat Zuhur. Selanjutnya ke area shalat untuk menunaikan shalat Zuhur dan Ashar secara jamak qashar. Berhubung ruang shalat utama belum dibuka jadi kami shalat di depan pintunya saja. 

Eitssss....jangan bayangkan depan pintu itu sebagai ruangan yang tidak layak dipakai shalat. Ruangan ini sudah termasuk dalam area suci yang bersih. Di sini juga tersedia mukena dan Al-Quran yang bisa dipakai oleh jamaah. 

Entah mengapa, rasanya syahdu sekali setiap kali berkesempatan menapak di rumah Allah yang jauh dari tanah kelahiran.

Rupanya rasa syahdu nan mellow juga dirasakan Bibi Anti dan Bibi Kahar. Keduanya nangis bahagia sembari memeluk ibu dan berterima kasih sudah dibawa ke tempat ini. Masya Allah, lagi-lagi hal yang menurutku biasa saja ternyata terasa begitu istimewa bagi orang lain. Mereka berdoa dengan khusyuk agar nanti bisa melihat aslinya di tanah suci dan doa spesial buat keponakan tercintanya ini. 

Ibu inginnya balik Jogja jam 6 tapi karena sudah masuk waktu Maghrib jadi sekalian saja jamak qashar Maghrib dan Isya. Setelah shalat, geser ke salah satu tempat makan yang berjejer di samping masjid. Untuk ber-8 kami hanya membayar 96 ribu. Harga yang sangat murah bukan? So, kalau berkunjung kesini, Insya Allah tidak perlu takut kelaparan dan dompet boncos. Sekitar jam 7 kami kembali ke stasiun Solo Balapan untuk menunggu KRL jam 8.